Sunday, December 4, 2011

Maka nikmat Tuhanmu yang mana satukah yang kamu dustakan


Jika kau menangis kerana kehilangan kekasihmu
ingatlah, engkau dulu mempunyai kekasih
sedangkan berapa ramai insan tak pernah merasa apa itu cinta

Jika kau menangis kerana kehilangan ayah dan ibu
ingatlah berapa ramai insan yang tak pernah merasai kehadiran ibu dan ayah disisi...
malah tidak pernah kenal siapa ibu dan ayah mereka

Jika kau menangis kerana kehilangan anakmu yang telah pergi dahulu
ingatlah berapa ramai insan yang tidak dikurniakan zuriat...
sedangkan kau pernah merasa nikmatnya mempunyai zuriat walaupun cuma seketika

Jika kau menangis kerana kehilangan suami atau isteri 
ingatlah berapa ramai yang tidak pernah merasa nikmatnya bersuami atau beristeri...
sedangkan kau pernah merasa nikmatnya berumahtangga

Jika kau merasa pahitnya kembali keseorangan
ingatlah berapa ramai yang tidak pernah merasa nikmatnya berteman...
sedangkan kau pernah merasa nikmatnya hidup berteman

Jika kau merasa betapa merana hidup tanpa harta yang banyak
Ingatlah berapa ramai yang tidak berharta dan tidak pernah merasa nikmatnya berharta 
sedangkan kau pernah merasa nikmatnya berharta.

Ingatlah Sahabatku,

Jika kau merasa kehilangan seseorang, ketahuilah,  Allah dan rasulNya mencintai mu,  hanya kita yang tak tahu. Cinta Allah dan RasulNya, itulah cinta sejati. Allah dan RasulNya tidak akan sesekali akan meninggalkanmu, menjauhi diri darimu dan mengecewakan kamu.   

Jika kau merasa jiwa mu kosong, ketahuilah oleh mu, Allah yang Maha Agong adalah tempat untuk mu mengadu, tempat bagi mu merayu, tempat bagimu memohon. Sesungguhnya Demi Asma ul Husna - Rabb Yang memiliki nama yang Mulia, Allah hampir denganmu, Firman ALLAH  "AKU HAMPIR DENGANMU LEBIH DARI URAT LEHERMU".  (SURAH QAF AYAT 16).. sembah dan taatlah perintahNya ...pasti hidupmu bahagia  di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya Sahabatku..... Maka nikmat Tuhanmu yang mana satukah yang kamu dustakan?

"Dalam surah Ar-Rahman sebanyak 31 kali Allah bertanya kepada manusia dan makhluknya dengan pertanyaan, “Maka nikmat Tuhanmu yang mana satukah yang kamu dustakan?”

Abu Iemranz
4 Disember 2011
8 Muharram 1433H

Monday, November 28, 2011

KEPADAMU KEKASIH

Kekasih ku
Wajah mu bagai bulan purnama, seri tiada tandingannya
Senyummu adalah tawa mu, pasti tertawan
Mata mu dihiasi dengan Alis yang menawan
Rambut mu ikal mayang terurus rapi
Tubuh mu idaman setiap insan
Tutur kata mu bagai mutiara menjadi pedoman
Engkau lah sebaik-baik ciptaan Tuhan

Kekasih ku
Kau menyayangi semua makhlukNya
Apatah lagi Hamba Nya
Jiwamu suci bersih..Tiada noda...tiada dosa
Kau banyak menangis dari ketawa
sedangkan aku banyak ketawa dari menangis
kau selalu mengingati..sedangkan aku jarang mengingatimu
Terkadang aku melupai mu
Maafkan aku kekasih ku

Kekasih ku..
aku menyayangimu lebih dari orang tuaku
aku menyayangimu lebih dari insan lain
bagiku.. kaulah segala galanya
aku rindu padamu
aku sayang padamu
aku cinta padamu
aku perlukan mu wahai kekasih ku
aku ingin selalu bersama mu
aku malu untuk mengaku kau adalah kekasih ku
sedangkan aku sering lupa pada mu kekasih ku
maafkan aku wahai Kekasih
آللّهُمَ صَلّیۓِ ۈسَلّمْ عَلۓِ سَيّدنَآ مُحَمّدْ
Selawat serta salam keatas junjungan Nabi Muhammad s.a.w. kekasih ku



Thursday, November 10, 2011

MENGINGATI MATI



Hidup di dunia ini tidaklah selamanya. Akan datang masanya kita berpisah dengan dunia berikut isinya. Perpisahan itu terjadi saat kematian menjemput, tanpa ada seorang pun yang dapat menghindar darinya. Karena Ar-Rahman telah berfirman:  كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ maksudnya “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35). 
Allah berfirman:  أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ maksudnya “Di mana saja kalian berada, kematian pasti akan mendapati kalian, walaupun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kukuh.” (An-Nisa`: 78).

Kematian akan menyapa siapa pun, baik ia seorang yang shalih atau durhaka, seorang yang turun ke medan perang ataupun duduk diam di rumahnya, seorang yang menginginkan negeri akhirat yang kekal ataupun ingin dunia yang fana, seorang yang bersemangat meraih kebaikan ataupun yang lalai dan malas. Semuanya akan menemui kematian bila telah sampai ajalnya, karena memang: كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ “Seluruh yang ada di atas bumi ini fana (tidak kekal).” (Ar-Rahman: 26).

Mengingat mati akan melembutkan hati dan menghancurkan ketamakan terhadap dunia. Karenanya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan galakan untuk banyak mengingatnya. Beliau bersabda dalam hadits yang disampaikan sahabatnya yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذمِ اللَّذَّاتِ “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelazatan (yakni kematian).” (HR. At-Tirmidzi no. 2307, An-Nasa`i no. 1824, Ibnu Majah no. 4258. Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata tentang hadits ini, “Hasan shahih.”).

Dalam hadits di atas ada beberapa faedah:

- Disunnahkannya setiap muslim yang sehat ataupun yang sedang sakit untuk mengingat mati dengan hati dan lisannya, serta memperbanyak mengingatnya hingga seakan-akan kematian di depan matanya. Karena dengannya akan menghalangi dan menghentikan seseorang dari berbuat maksiat serta dapat mendorong untuk beramal ketaatan.

- Mengingat mati di kala dalam kesempitan akan melapangkan hati seorang hamba. Sebaliknya, ketika dalam kesenangan hidup, ia tidak akan lupa diri dan mabuk kepayang. Dengan begitu ia selalu dalam keadaan bersiap untuk “pergi.” (Bahjatun Nazhirin, 1/634).

Ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas adalah ucapan yang singkat dan ringkas, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelazatan (kematian).” Namun padanya terkumpul peringatan dan sangat mengena sebagai nasihat, karena orang yang benar-benar mengingat mati akan merasa tiada berartinya kelezatan dunia yang sedang dihadapinya, sehingga menghalanginya untuk berangan-angan meraih dunia di masa mendatang. Sebaliknya, ia akan bersikap zuhud terhadap dunia. Namun bagi jiwa-jiwa yang keruh dan hati-hati yang lalai, perlu mendapatkan nasihat panjang lebar dan kata-kata yang panjang, walaupun sebenarnya sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).”  disertai firman Allah SWT: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati,” sudah mencukupi bagi orang yang mendengar dan melihat.

Alangkah bagusnya ucapan orang yang berkata: اذْكُرِ الْمَوْتَ تَجِدُ رَاحَةً، فِي إِذْكَارِ الْمَوْتِ تَقْصِيْرُ اْلأَمَلِ “Ingatlah mati niscaya kau kan peroleh kelegaan, dengan mengingat mati akan pendeklah angan-angan.” 

Adalah Yazid Ar-Raqasyi rahimahullahu berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka engkau wahai Yazid! Siapa gerangan yang akan menunaikan shalat untukmu setelah kematianmu? Siapakah yang mempuasakanmu setelah mati? Siapakah yang akan memintakan keridhaan Rabbmu untukmu setelah engkau mati?” Kemudian ia berkata, “Wahai sekalian manusia, tidakkah kalian menangis dan meratapi diri-diri kalian dalam hidup kalian yang masih tersisa? Duhai orang yang kematian mencarinya, yang kuburan akan menjadi rumahnya, yang tanah akan menjadi permadaninya dan yang ulat-ulat akan menjadi temannya… dalam keadaan ia menanti dibangkitkan pada hari kengerian yang besar. Bagaimanakah keadaan orang ini?” Kemudian Yazid menangis hingga jatuh pingsan. (At-Tadzkirah, hal. 8-9). 

Sungguh, hanya orang-orang cerdas cendikialah yang banyak mengingat mati dan menyiapkan bekal untuk mati. Shahabat yang mulia, putra dari shahabat yang mulia, Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma mengabarkan, “Aku sedang duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama?’ Beliau menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.’ ‘Mukmin manakah yang paling cerdas?’, tanya lelaki itu lagi. Beliau menjawab:
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259, dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1384).

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu berkata, “Ad-Daqqaq berkata, ‘Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara: bersegera untuk bertaubat, hati merasa cukup, dan giat/semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara: menunda taubat, tidak ridha dengan perasaan cukup dan malas dalam beribadah. Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak akan merasa sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya. Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan menuntaskan angan-angan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang sekarang?” (At-Tadzkirah, hal. 9). 

Bayangkanlah saat-saat sakaratul maut mendatangimu. Ayah yang penuh cinta berdiri di sisimu. Ibu yang penuh kasih juga hadir. Demikian pula anak-anakmu yang besar maupun yang kecil. Semua ada di sekitarmu. Mereka memandangimu dengan pandangan kasih sayang dan penuh kasihan. Air mata mereka tak henti mengalir membasahi wajah-wajah mereka. Hati mereka pun berselimut duka. Mereka semua berharap dan berangan-angan, andai engkau bisa tetap tinggal bersama mereka. Namun alangkah jauh dan mustahil ada seorang makhluk yang dapat menambah umurmu atau mengembalikan ruhmu. Sesungguhnya Dzat yang memberi kehidupan kepadamu, Dia jugalah yang mencabut kehidupan tersebut. Milik-Nya lah apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan. Dan segala sesuatu di sisi-Nya memiliki ajal yang telah ditentukan. 

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata, “Tidaklah hati seorang hamba sering mengingat mati melainkan dunia terasa kecil dan tiada berarti baginya. Dan semua yang ada di atas dunia ini hina baginya.” 

Adalah ‘Umar bin Abdil ‘Aziz rahimahullahu bila mengingat mati ia gementar seperti gementarnya seekor burung. Ia mengumpulkan para ulama, maka mereka saling mengingatkan akan kematian, hari kiamat dan akhirat. Kemudian mereka menangis hingga seakan-akan di hadapan mereka ada jenazah. (At-Tadzkirah, hal. 9).

Tentunya tangis mereka diikuti oleh amal shalih setelahnya, berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersegera kepada kebaikan. Berbeza halnya dengan keadaan kebanyakan manusia pada hari ini. Mereka yakin adanya syurga tapi tidak mau beramal untuk meraihnya. Mereka juga yakin adanya neraka tapi mereka tidak takut. Mereka tahu bahwa mereka akan mati, tapi mereka tidak mempersiapkan bekal. Ibarat ungkapan penyair:

Aku tahu aku kan mati namun aku tak takut
Hatiku keras bak sebongkah batu
Aku mencari dunia seakan-akan hidupku kekal
Seakan lupa kematian mengintai di belakang
Padahal, ketika kematian telah datang,
tak ada seorangpun yang dapat mengelak dan menundanya.

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ “Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61).

وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang ajal/waktunya.” (Al-Munafiqun: 11).

Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah peringatan Rabbmu: وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدْ “Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18). 

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian.” (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 1388). 

Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu engkau berharap penangguhan. 
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ  “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-Munafiqun: 10).

Karenanya, berbekallah! Persiapkan amal shalih dan jauhi kedurhakaan kepada-Nya! Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab. 

Dipetik dan diedit dari tulisan saudari ~"Adinda Rossita Khumairah Najwa"~

Saturday, October 29, 2011

KEUTAMAAN BERPUASA ARAFAH


Dari Abu Qatadah r.a., dia berkata, "Rasulullah s.a.w. pernah ditanya mengenai kelebihan puasa Arafah? Baginda bersabda, "Puasa Arafah itu dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang".
 (H.R. Muslim)

Friday, October 28, 2011

KEUTAMAAN PUASA DI BULAN DZULHIJJAH


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., dia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, Tiada hari yang lebih di cintai Allah untuk membuat sesuatu kebajikan daripada hari-hari ini, iaitu, sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya, Ya Rasulullah, tidak pula dengan berjihad di Jalan Allah? Baginda menjawab, Tidak pula berjihad di jalan Allah, kecuali dia keluar dengan jiwa dan hartanya, kemudian dia tidak kembali lagi.
(H.R Bukhari)

Monday, October 24, 2011

Sepi itu indah


Dia.. kau lepaskan bersama airmata agar dia lebih berbahagia
Engkau ...dia menyatakan ditinggalkan begitu saja diselimuti rindu
Dia...kau kirimkan doa dan hanya kenangan bersama menemani SEPI mu
Engkau ...tertutup pintu bicara, tiada senyum tiada tawa lagi, yang ada hanya SEPI
Dia...kini telah menemui mu, dia mencari engkau, pasti kau menjumpai dia
Engkau ... menggigil tubuhmu mendengar dia telah dikhianati, dikecewa, dilukai
Dia.... harapan mu agar yang memilkinya mencurahkan kasih sayang sewajarnya
Engkau..mengalir airmata, kecewa, sedih dan pilu dia diperlakukan begitu
Dia...hanya secebis dari hati yang diminta mu, walau jasadnya pasti kau rindu
Engkau..menanti malam SEPI untuk bersamaNya, bertahajjud,bermunajat
Dia....dipohon pada Rab yang satu semoga dikurniakan JIWA YANG TENANG
Engkau...berdoa seperti saban malam sepanjang SEPI mu itu agar dia antara......

"Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati
(dengan segala nikmat yang diberikan) lagi diredhai (di sisi Tuhanmu)
Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia.
Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! " (Al-Fajr 89:27-30)

Percayalah SEPI ITU INDAH......

Friday, October 21, 2011

Perbaharui Iman kamu



Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda, Perbaharui iman kamu. Para sahabat bertanya, Wahai Rasulullah s.a.w., bagaimanakah kami memperbaharui iman kami? Baginda s.a.w. bersabda, Banyakkan mengucap kalimah La ilaha illallah.
(HR Ahmad,Tabrani dan Al-Targhib)

Tuesday, October 18, 2011

Aku Bukan Yang Terbaik


‎”Sesungguhnya aku sedang menasihati kamu, bukanlah bererti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu. Bukan juga yang paling soleh dalam kalangan kamu, kerana aku juga pernah melampaui batas untuk diri ku sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan dakwah apabila dia sempurna, nescaya tidak akan ada pendakwah. Maka akan hanya sedikitlah orang yang memberi peringatan” -Imam Hasan Al-Basri

Saturday, October 8, 2011

Kebersihan Dalam Islam

Ibnu Abbas r.a berkata, "Allah s.w.t. telah menguji Nabi Ibrahim a.s. dengan malaksanakan ibadah. Ada pula riwayat lain dari Ibnu Abbas: Allah menguji Nabi Ibrahim a.s dengan kesucian (kebersihan) lima di bahagian kepala dan lima lagi di badan.

Perkara yang di bahagian kepala ialah: 
  1. Memotong Kumis (misai)
  2. Berkumur
  3. Memasukkan air ke dalam hidung
  4. Bersiwak (menggosok gigi) dan;
  5. Menyikat Rambut.
Lima di bahagian badan ialah:
  1. Memotong kuku
  2. Mencukur bulu kemaluan
  3. Berkhatan
  4. Mencabut bulu-bulu ketiak
  5. Membersihkan sesudah membuang air besar dan air kecil
Abu Hurairah r.a. berkata Nabi s.a.w. bersabda, "Tuntutan fitrah ada lima, berkhatan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak," (Muttafa' alaihi - Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)


Wednesday, October 5, 2011

Sebaik-baik Zikir

Dari Jabir Bin Abdullah r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda " sebaik-baik zikir ialah La ilaha illallah dan sebaik-baik doa ialah Alhamdulillah". (HR Tarmizi)


Sunday, October 2, 2011

Pembahagian Ilmu

Dari Jabir r.a. meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w bersabda, "Ilmu itu terbahagi kepada dua, pertama ialah ilmu yang meresap ke dalam hati nya dan inilah ilmu yang bermanafaat. Kedua, ilmu yang hanya pada lisan semata-mata, iaitu ilmu yang kosong daripada amalan dan juga ikhlas. Ia akan menjadi hujjah kepada Allah terhadap anak Adam, meskipun dia berpengetahuan namun tidak beramal dengan ilmu yang diketahuinya.
(At-Targhib)




Saturday, September 24, 2011

Peninggalan Si Mati



Diriwayatkan dari Anas r.a. dari Rasulullah s.a.w. bersabda: " Ada tiga perkara yang mengikuti kepergian si mati, iaitu; keluarganya, hartanya dan amalnya, Dua antaranya akan kembali dan yang satunya lagi tetap menyertainya. Keluarga dan hartanya akan kembali sedangkan amalnya tetap menyertainya'; Muttafa' alaih

Tuesday, September 20, 2011

ORANG_ORANG YG MENDAPAT DOA DARI MALAIKAT

Inilah orang – orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”.

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang – orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang – orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf”

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu”.

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang – orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah.
Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’”

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang – orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’”

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain”

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra.)

semoga ber manpaat buat kita semua kususnya sy sendiri *_*



Diambil dari post By: PENYEJUK HATI ADALAH AMALAN AGAMA

Monday, September 19, 2011

Al Kahfi Ayat 23-24




وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَلِكَ غَدًا 
Dan janganlah engkau berkata mengenai sesuatu (yang hendak dikerjakan): "Bahawa aku akan lakukan yang demikian itu, kemudian nanti".
(ALKAHFI 23).

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَى أَنْ يَهْدِيَنِي رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَذَا رَشَدًا 
Melainkan (hendaklah disertakan dengan berkata): "Insya Allah". Dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini".
(ALKAHFI 24)

Cabang-cabang Iman

Daripada Abu Hurairah r.a. Nabi s.a.w. bersabda "Iman itu lebih dari 70 cabang, yang terbaik ialah mengucapkan La ilaha illallah dan yang paling rendah ialah membuang sesuatu yang menyakitkan ditengah jalan dan malu itu adalah sebahagian daripada iman."
(H.R. Muslim)




Bagaimana Ilmu agama Akan Diambil Kembali





Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr bin Al Ash r.a.:Aku pernah mendengar Rasullullah s.a.w. bersabda, "Allah tidak akan mengambil kembali ilmu (agama) dengan mengambilnya dari (dalam hati) manusia, tetapi mengambilnya kembali dengan kematian para ulama sampai tidak ada yang tinggal, lalu manusia akan mengambil orang-orang yang bodoh sebagai pemimpinnya yang mana orang itu bertanya kapada mereka(pemimpin mereka) , mereka akan memberikan jawapan yang tidak didasarkan kepada ilmu, Mereka akan berada di dalam kesesatan dan menyesatkan manusia" Hadis Riwayat Bukhari.


Sang Lelaki yang akan ke Neraka

Pertama:- 'Ayahnya' - Apabila seseorang yang bergelar ayah tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala keperluan agama seperti mengajar solat, mengaji dan sebagainya. Dia membiarkan anak-anak perempuannya tidak menutup aurat.. tidak cukup kalau dengan hanya memberi kemewahan dunia sahaja maka dia akan ditarik oleh anaknya.

Kedua:- 'Suaminya' - Apabila seorang suami tidak memperdulikan tindak tanduk isterinya. Bergaul bebas di pejabat, bersolek bukan untuk suami tapi untuk pandangan kaum lelaki yang bukan mahram, apabila suami mendiamkan diri.. Walaupun dia seorang alim (solat tidak tangguh, puasa tidak tinggal) maka dia akan ditarik oleh isterinya.

Ketiga:- 'Abangnya' - Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga maruah wanita jatuh kepala abang-abangnya.. jikalau mereka hanya mementing keluarganya sahaja dan adik perempuannya dibiar melencong dari ajaran ISLAM. Tunggulah tarikan adiknya di akhirat.

Keempat:-' Anak Lelakinya' - Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu perihal kelakuan yang haram dari Islam, maka anak itu akan disoal dan dipertangungjawabkan diakhirat kelak.. Nantikan tarikan ibunya.

Maka kita lihat betapa hebatnya tarikan wanita bukan sahaja di dunia malah di akhirat pun tarikannya begitu hebat...maka kaum lelaki yang bergelar ayah / suami / abang atau anak harus memainkan peranan mereka yang sebenar, firman ALLAH S.W.T.:-

" Hai anak adam peliharakanlah diri kamu serta ahli kamu dari api neraka,di mana bahan pembakarannya ialah manusia dan batu-batu.."

Hai wanita, kasihankan ayah anda, suami anda,abang-abang anda serta anak-anak lelaki anda. Kasihankan mereka dan juga diri kamu sendiri.  Laksanakan perintah ALLAH S.W.T. dengan bersungguh-sungguh dan dengan penuh ikhlas..

Akhir kata, marilah kita berdoa agar kita semua terselamat dari ditarik dan tertarik oleh mana-mana pihak. Harga seseorang muslim itu adalah sangat berharga.

ALLAH S.W.T. nilaikan seseorang muslim dengan SYURGA.. semua kaum muslim masuk syurga.. janganlah kita membuang atau tidak mengendahkan janji ALLAH S.W.T.

Semoga kita semua tergolong dari ahli syurga yang memasukinya tanpa hisab.

AMIN YARABBALALAMIN

Sumber Aqidah

Dari manakah seorang Muslim mengambil akidahnya? Seorang muslim mengambil akidahnya Dari Al-Quran dan Sunnah Nabi s.a.w. (Hadis) yang sahih yang Baginda berbicara tidak menurut hawa nafsunya. Allah berfirman dalam surah An-Najm ayat 4 "إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى" maksudnya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) . Semua itu sesuai dengan pemahaman para sahabat dan salaf soleh.

MUTTAQIN


Muttaqin ertinya orang yang bertakwa atau orang yang memelihara diri dengan semua perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan laranganNya.  Orang Muttaqin akan menjauhkan diri dari perbuatan yang dimurkai Allah, menghindarkan perbuatan yang mendatangkan mudharat kepada diri sendiri serta merugikan orang lain.


Saidina Ali bin Abi Thalib k.w. pernah ditanya tentang takwa apabila turunnya ayat mengenai perintah berpuasa (al-Baqarah: 183), lalu beliau menjawab: Gementar hatinya bila disebut nama tuhannya, bertanzil dengan Al Qur’an, redha dengan rezki yang sedikit serta bersiap-siap dan bersedia untuk menghadapi mati.


Allah berfirman dalam Al quran Surah Al Anfal Ayat 29:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
'Hai orang orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberi kepada kamu furqan ( petunjuk yang dapat membezakan antara yang hak dan yang batil) dan menghapuskan segala kesalahan kesalahan dan mengampuni dosa dosa kamu, dan allah mempunyai kurnia yang besar"


di dalam Surat Al-Hujarat ayat 13, Allah Berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاك ُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَ اكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِل َ لِتَعَارَف ُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُ مْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُم ْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami mencipta kau dari seorang lelaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling berkenalan. dan sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Alllah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal"

wallah hu a'la wa a'lam

Saturday, September 10, 2011

MUSLIM


Muslim Yang Berkualiti:
  • Seorang Muslim itu hanya berserah diri kepada Allah semata mata dan beliau juga mengikuti syariat yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad sallallahualaihi wasallam (s.a.w) 
  • Seorang Muslim sentiasa memelihara lidah dan tangannya dari perbuatan keji dan mungkar.
  • Beliau juga sentiasa menjaga hak dan keselamatan jiran tetangganya.
  • Seseorang yang jiwa dan raga hanya menurut ajaran Islam dan jika berlaku sebaliknya maka ia tergolong dalam kalangan orang munafik.
  • Hatinya adalah mengikut akalnya dan tindakannya adalah mengikut hatinya. Jika sekiranya fikiran beliau tidak stabil maka segala tindakan yang diambil tidak akan mengikut ajaran Islam. 
  • Mulutnya sentiasa dibasahi dengan mengingati Allah (berzikir)
  • Beliau memelihara amanah dan perjanjiaannya.
  • Seorang yang sangat takut dibenci oleh Penciptanya dan amat mengharapkan rahmatNya
  • Sentiasa menjauhi apa yang ditegah oleh Allah dan menyukai apa yang disukaiNYa
  • Seorang Muslim memiliki kebijaksanaan. Luqman a.s. ditanya bagaimana memperolehi kebijaksanaan dan inilah nasihat beliau," Janganlah berbicara tentang sesuatu yang tidak memberi faedah kepadamu, janganlah melibatkan dirimu dengan sesuatu yang tidak berkaitan denganmu". Amalan sebegini akan meningkatkan keabdianmu kepada Allah s.w.t dan membuka lorong untuk berhubung antara hamba dan penciptaNya. Nabi s.a.w bersabda "tinggalkan apa-apa yang tak berkaitan denganmu". 
  • Seorang muslim akan sentiasa mengelakkan dari berbicara yang sia sia kerana perbuatan tersebut akan mengakibatkan hati menjadi keras dan sukar menerima nasihat. 
  • Seorang muslim tahu hak seorang muslim kepada muslim yang lain dan beliau sentiasa memenuhi hak hak tersebut. 
  • Seorang muslim yang sejati sentiasa berusaha menguatkan hubungannnya dengan penciptanya.

Wahai teman teman ku, marilah bersama kita menjadi Muslim yang sebenar, Insyaallah

Abu Iemranz
9 Rejab 1432

Mukmin


wahai orang orang yang beriman
Kita seringkali membaca ayat di atas di dalam Al-Quran. Orang beriman atau mukmin ialah orang yang beriman dengan seluruh rukun Iman (percaya kepada Allah, percaya kepada Malaikat, percaya kepada Kitab, percaya kepada Rasul, percaya kepada hari kiamat  dan percaya kepada Qada’ dan Qadar Allah).

Kualiti Seorang Mukmin
          
Seorang mukmin yang sebenar mempunyai kualiti sebagai seorang Islam sejati. Seorang sarjana menyatakan semua muslim adalah anugerah, dia memberi faedah kepadamu jika kamu mencarinya, berkongsi dengannya, berbincang dengannya ataupun berjalan dengannya.Jika kamu memerlukannya, dia sentiasa berada di sisimu. Sarjana lain pula mengatakan seorang mukmin adalah bila dia berbicara dengan mu dia akan berbicara dengan bijaksana dan kebaikan nya melebihi keburukannya.

Antara ciri-ciri seorang Mukmin adalah:

  • Seorang Mukmin kurang bercakap dan banyak beramal, manakala seorang hipokrit , dia lebih banyak bercakap daripada beramal
  •  Wajah seorang Mukmin sangat senang ditatapi dan mengingatkan kita pada Allah.
  • Seorang yang sentiasa menyembunyikan rasa sedih dan pilunya dari diketahui oleh orang lain 
  • Nafsunya sentiasa dikawal.
  • Menyembunyikan kebenciannya dan tak berbicara mengenainya.
  • Masa baginya amat bernilai dan tidak disia-siakan
  • Dia berjalan dengan rendah diri bukan dengan sombong dan penuh keegoaan.
  • Bila tersenyum, menunjukkan ketenangan dan kemesraan.
  • Jika diajukan persoalan, dia menjawab dengan bijak dan dapat memuaskan soalan kamu itu.
  • JIka berdebat atau berhujah, dia akan mengekalkan rasa hormat dan maruah.
  • Seorang Mukmin tidak kedekut atau kikir.
  • Dia sentiasa tenang
  • Tidak menunjukkan kesombongan diri dan kemarahan.
  • Seorang Mukmin tidak akan bertengkar
  • Jika seseorang membuatkan beliau marah, dia akan mengawal diri dan bertindak dengan waras tanpa menyakiti sesiapapun jua.
  • Dia memuliakan para sahabatnya.
  • Bila dia berjanji dia akan menepatinya.
  • Cara berjalan atau bercakap, beliau menunjukkan rasa sayang pada semua makhluk.
  • Dia memaafkan semua kesalahan dan dosa orang lain.
  • Seorang Muslim adalah sentiasa bersyukur pada tuhannya.
  • Dia tidak mengikuti kehendak nalurinya semata mata hanya berdasarkan ajaran Rasullullah dan kehendak Tuhannya.
  • Dia tidak menginaya orang yang menginayakannya.
  • Beliau hanya peduli pada halnya sahaja dan tidak memperdulikan sesuatu yang tidak berkaitan dengannya.
  • Apabila dia dihina atau dimaki, beliau tidak bertindak balas dan apabila dia disakiti beliau tidak akan membalasnya dan bersabar.
  • Beliau tidak akan mengumpat mengadu domba dan melakukan kesalahan dan dosa dengan lidahnya.
  • Seorang Mukmin mempunyai personaliti yang baik dan lurus dan beliau hanya bimbang tentang hari akhirat.
Bagaimana Saudara sekelian, dapatkah kita mempunyai ciri-ciri tersebut diatas, bersamalah kita memulakan langkah ini untuk menjadi seorang Mukmin yang sebenar-benarnya, Insyaalah

Sunday, August 7, 2011

Syarat Syahadatain



Syarat-syarat dua kalimah syahadat; terbahagi kepada tujuh, iaitu;

1-Pengetahuan
Manusia yang menyatakan sesuatu, tentu harus mengetahui dan memahami dahulu apa yang dia ucapkan, begitu juga dengan kalimah syahadah. Seseorang yang bersyahadah, harus memiliki pengetahuan tentang syahadahnya. Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima akibat ucapannya. Orang-orang yang bodoh (jahil) tentang makna syahadah, tidak mungkin dapat mengamalkannya.

Allah SWT berfirman: “Maka ketahuilah bahwa tiada tuhan selain Allah.” (QS. Muhammad: 19)

Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa meninggal, sedang ia mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang disembah kecuali Allah, ia masuk surga.” (Hadits, dalam As Shahih diriwayatkan dari Usman RA.).

2-Keyakinan
Keyakinan di sini berarti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut. Artinya, seseorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya dengan makna yang sebenarnya, tanpa ragu sedikitpun. Dalam Al Qur’an Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al Hujurat: 15). Dalam Hadits, juga dinyatakan sebagai berikut: Dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda, “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Tidak ada seorang hamba yang bertemu dengan Allah dengan dua kalimat ini dan tidak ragu tentang kedua-duanya, kecuali masuk surga.” (HR. Muslim).

3-Keikhlasan
Istilah “keikhlasan” diambil dari kata “susu murni” (al laban al khalish), yang maksudnya tidak lagi dicampuri kotoran yang merusak kemurnian dan kejernihannya. Artinya, ikhlash berarti bersihnya hati dari segala sesuatu yang bertentangan dengan makna syahadat. Dengan demikian, ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas, lillahi ta’ala. Ucapan yang bercampur dengan riya’ atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima Allah SWT. Allah SWT berfirman: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus...” (QS. Al Bayinah : 5). Syahadat sendiri merupakan bahagian dari ibadah, oleh karena itu harus dilakukan dengan ikhlas. Setiap perbuatan yang mengandung kemusyrikan, maka akan menghapus amal perbuatan itu sendiri. Dan orang yang melakukannya menderita kerugian, karena pekerjaannya sia-sia tidak bermakna. Dan tidak ikhlas juga bererti mengadakan tandingan-tandingan selain Allah SWT selain tuhannya. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar : 39).

4-Kejujuran
Dalam hal ini, kejujuran adalah bahwa “zahirnya” tidak boleh menyalahi “batinnya”. Keduanya harus saling sesuai dan sejalan, iaitu antara zahir dan batinnya, antara ilmu dan amalnya, antara apa yang ada di dalam hatinya dengan apa yang dikerjakan oleh raganya. Oleh karena itulah pernyataan syahadat harus dinyatakan dengan lisan, diyakini dalam hati, lalu dinyatakan dalam amal perbuatan. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mengucapkan: “Tiada tuhan selain Allah” dengan jujur dalam hatinya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari). Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al An’am: 82). Kejujuran dan kemunafikan diuji melalui cubaan. Cubaan ini akan menjadi pilihan bagi seseorang. Sejarah menunjukkan bahwa cubaan merupakan cara untuk mengetahui siapa yang betul-betul berjuang di jalan Allah, dan siapa yang tidak bersungguh-sungguh berjuang. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman: “Di antara orang-orang mu'min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).”(QS. Al Ahzab : 33).

5-Kecintaan
Kecintaan dalam hal ini yaitu mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dan juga mencintai orang-orang yang beriman.
“...Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah...” (QS. Al Baqarah : 165). Cinta kepada Allah SWT yang teramat sangat, merupakan sifat utama orang yang beriman. Mereka juga membenci apa saja yang dibenci oleh Allah SWT. Cinta juga bererti rasa suka yang dapat melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan kalaimah syahadat merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini, segala perintah dan larangan akan terasa ringan, tuntutan dari syahadat akan terasa ringan. Seseorang yang beriman, akan melimpahkan cintanya terlebih dahulu kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan jihad, sebelum mencintai yang lainnya.

“Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuathiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”(QS. At Taubah: 9).

Dan jika seseorang ingin merasakan manisnya iman, maka ada baiknya fahami hadits berikut ini:
“Tiga hal, yang barangsiapa dalam dirinya ada ketiganya, akan mendapatkan manisnya iman, bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, bila seseorang mencintai seseorang yang lain, ia tidak mencintainya kecuali karena Allah; dan apabila ia tidak ingin kembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkan dirinya dari kekufuran itu sebagaimana ia tidak ingin dijerlukan ke dalam neraka.” (HR. Bukhari).

Cinta itu juga harus disertai amarah. iaitu kemarahan terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan syahadat, atau dengan kata lain, semua ilmu dan amal yang menyalahi sunnah Rasulullah SAW. Selain itu ia juga murka terhadap para pelaku atau pembawa ajaran dengan segala ilmu dan amal yang mereka bawa. Rasulullah SAW bersabda: “Ikatan iman yang terkuat adalah cinta karena Allah dan marah karena Allah.” (HR. Thabrani dari Ikrimah dan Ibnu Abbas).

6-Penerimaan
Penerimaan di sini yaitu kerendahan dan ketundukan, serta penerimaan hati terhadap segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dan hal ini harus membuahkan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT, dengan jalan meyakini bahwa tak ada yang dapat menunjuki dan menyelamatkannya kecuali ajaran yang datang dari syariat Islam. Allah SWT berfirman: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab: 36).

Ertinya, bagi seorang muslim tidak ada pilihan lain kecuali Kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasul. Dan mukmin sendiri adalah mereka yang berhukum kepada Rasul Allah SWT dalam seluruh persoalannya, dan ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu sedikitpun. Allah SWT berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisaa: 65).

Dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 51, Allah SWT juga menfirmankan hal serupa. “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".” (QS. Thoha: 124-126).

7-Ketundukan
Pernyataan syahadat harus diiringi dengan ketundukan. Ketundukan iaitu tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya secara lahiriyah. Artinya, kita harus mengamalkan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya. Perbezaan antara “penerimaan” (yang sudah dijelaskan di atas) dengan “ketundukan” iaitu bahawa penerimaan merupakan pekerjaan hati, sedangkan ketundukan pekerjaan fizikal.Dalam suatu hadits, dinyatakan: Dari Abi Muhammad Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash RA, berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian, sehingga hawa nafsunya tunduk kepada ajaran yang aku bawa.”.

Oleh karena itu, setiap muslim yang bersyahadat perlu melaksanakan ajaran Islam yang merupakan aplikasi kalimah dua syahadat. Ia bertekad dan menentukan agar hukum dan undang-undang Allah SWT berlaku pada dirinya, keluarganya, mahupun masyarakatnya. Dengan kata lain, seseorang yang mengucapkan syahadat, berarti dia juga harus mengaplikasikannya dalam amal soleh. Dan Allah akan membalasnya dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl : 16).

Setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat syahadat di atas, maka akan timbul di dalam dirinya sikap rela dan reda untuk diatur oleh Allah SWT, Rasulullah, dan Islam, dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan dalam setiap keadaan.Kita mestilah berpegang teguh dengan kalimat syahadat ini sampailah ajal menjemput kita.

Hanya Allah Yang Maha Mengetahui

Dua Kalimah Syahadat adalah Pintu Masuk ke dalam Islam


Sahnya iman seseorang adalah dengan menyebutkan dua kalimah syahadat. Kesempurnaan iman seseorang bergantung kepada pemahaman dan pengamalan syahadat. Syahadat membezakan manusia antara muslim dan kafir.

Rasulullah bersabda kepada Muadz bin Jabal r.a. ketika mengutusnya ke penduduk Yaman, “Kamu akan datang kepada kaum ahli kitab. Jika kamu telah sampai kepada mereka, ajaklah mereka agar bersaksi bahawa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, beritakan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka lima solat setiap siang dan malam. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu beritakan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dikembalikan kepada orang-orang miskin. Jika mereka mentaatimu dalam hal itu, hati-hatilah kamu terhadap kemuliaan harta mereka dan waspadalah terhadap doa orang yang dizalimi, sebab antaranya dan Allah tidak ada dinding pembatas.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut ini adalah pernyataan Rasulullah saw. tentang misi Laa ilaha illallah dan kewajipan manusia untuk menerimanya.

Dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan hal itu, terpeliharalah darah dan harta benda mereka kecuali dengan haknya, sedangkan hisab mereka kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” (tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah), mereka menyombongkan diri.” [QS. As-Shaffat (37): 35]. 

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan; para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu): tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. Ali Imran (3): 18].

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” [QS. Al-A’raf (7): 172].

Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahamannya terhadap kalimah syahadat. Sebab, seluruh ajaran Islam terdapat di dalam kalimat ini.

Makna Laa ilaha illa Allah adalah penghambaan kepada Allah [QS. Al-Anbiya' (21): 25],

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 21].

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” [QS. Az-Dzariyat (51): 56].

Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya, “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” [QS. Al-Anbiya’ (21): 25].

“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162).

Islam adalah satu-satunya syariat yang diridhai Allah dan tidak dapat dicampur dengan syariat lainnya. “Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” [QS. Ali Imran (3): 19].

Setiap rasul, semenjak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad saw., membawa misi dakwah yang satu, iaitu syahadah. Apa yang diwahyukan kepada Rasulullah sama dengan apa yang diwahyukan kepada nabi-nabi sebelumnya. Allah berfirman, “Sesungguhnya kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan kami berikan Zabur kepada Daud.” [QS. An-Nisa’(4): 163].

Mereka semua mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah semata dan hanya menyembah kepada-Nya. Seperti yang diserukan Nuh a.s. kepada kaumnya. "Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah. Sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), Aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” [QS. Al-A’raf (7): 59].

Nabi Ibrahim berdakwah kepada masyarakat untuk membawa mereka menuju kepada pengabdian Allah saja serta membebaskan diri dari kesyirikan. Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, “Sesungguhnya Aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat, dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.” [QS. Al-Mumtahanah (60): 4].

Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” [QS. Al-Kahfi (18): 110].

Banyak ganjaran yang diberikan oleh Allah dan dijanjikan oleh Nabi Muhammad saw. Di antaranya seseorang akan dimasukkan ke dalam syurga dan dikeluarkan dari neraka seperti sabda Rasulullah saw.

Ubadah bin Shamit meriwayatkan dari Nabi saw., beliau bersabda, “Barangsiapa mengatakan tiada ilah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya dan Rasul-Nya, bahwa Isa adalah hamba dan utusan-Nya, kalimat-Nya yang dicampakkan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan bahwa syurga adalah hak dan neraka itu hak. Allah akan memasukkannya ke syurga, apapun amal perbuatannya.” (Bukhari).

Dari Anas, Nabi saw. bersabda, “Keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah dan di hatinya ada seberat rambut kebaikan. Keluar dari neraka orang yang mengucapkan la ilaha illallah sedang di hatinya ada seberat gandum kebaikan. Dan keluar dari neraka orang yang mengatakan la ilaha illallah sedang di hatinya ada seberat zarrah kebaikan.” (Bukhari).

Orang yang mengikrarkan syahadat akan mendapatkan syafaat Rasulullah di hari Kiamat. Seperti sabda beliau, Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaat mu di hari Kiamat?” Rasulullah saw. bersabda, “Aku telah mengira, ya Abu Hurairah, bahwa tidak ada seorang pun yang tanya tentang hadits ini yang lebih dahulu daripada kamu, karena aku melihatmu sangat berminat terhadap hadits. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari Kiamat adalah yang mengatakan la ilaha illallah secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (Bukhari).

Wednesday, August 3, 2011

Ramadhan Tiba Lagi

بسم الله الرحمن الرحيم         

Saudara-saudaraku sekalian.

Syukur kita kehadrat Ilahi kerena memanjangkan usia kita sehingga kita bertemu lagi Ramadhan Al Mubarak pada tahun ini. Bulan yang penuh dengan keberkatan, keampunan dan dijauhkan dari azab api neraka. Pada satu malam di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan iaitu Malam Lailatul Qadar. Kita dituntut untuk banyak berdoa pada malam ini. Nabi s.a.w. apabila ditanya oleh Saiditina Aisyah r.a. apakah yang harus diperbuat bila berjumpa dengan malam Lailatul Qadar, Baginda menjawab,  Kalau kamu sempat berjumpa dan mengetahui malam itu ialah malam Qadar berdoalah 
Doa Paling Afdal Dibulan Ramadan
“Allah humma innaka ‘afuu ’un karimun tuhib bul ‘af wa fa’ fu ‘anni” (maknanya Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang sangat suka mengampun, ampunkanlah dosa-dosa ku).


Kalau kita mengamalkan doa ini pada setiap malam di malam Ramadhan, Insyaallah kita akan dapat berjumpa dengan Malam Qadar tersebut, jadi berdoalah. 

Friday, July 1, 2011

Dua Kalimah Syahadat - Bahagian 1

Blue Lagoon
بسم الله الرحمن الرحيم         

Segala puji bagi Allah Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam ke atas Baginda Muhammad Sallallahualaihi wasallam, keluarga baginda serta sahabat baginda. Amma Ba'du.

Saudara-saudaraku sekalian.

Islam ertinya berserah diri kepada Allah Azza-wajalla dengan tauhid, tunduk kepadaNya dengan ketaatan dan berlepas diri dari syirik dan melakukan syirik. Rukun Islam ada lima, nabi s.a.w bersabda; “ Islam itu didirikan  di atas lima perkara, iaitu bersaksi bahawa tiada tuhan yang disembah kecuali Allah dan Muhammad itu Pesuruh Allah, menunaikan solat, membayar zakat, melaksanakan haji dan berpuasa di Bulan Ramadhan”. (Muttafaq Alaihi).

Pada kesempatan ini, Kami akan membincangkan mengenai kalimah syahadat  iaitu لا إله إلا الله (la ila ha illallah) yang bermaksud Tiada Tuhan yang Disembah Melainkan Allah dan di bahagian seterusnya kami akan membicarakan mengenai kalimah Nabi Muhammad Pesuruh Allah ,insyaalah.

Dua Kalimah Syahadat, “ لا إله إلا الله محمد رسول الله” adalah kalimah yang tidak asing bagi seorang Muslim. Kalimah syahadat ini sering diucapkan oleh umat Islam dalam pelbagai keadaan baik semasa solat, azan, bagi orang melayu ketika marah ataupun terkejut ataupun bagi didengarkan kepada orang yang hampir menemui tuhannya. Kita menghafal kalimat syahadah dan dapat menyebutnya dengan fasih. Namun, demikian sejauh manakah makna kalimat ini difahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari kaum Islam? Kalimat syahadah merupakan asas utama dan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa syahadah, rukun Islam lainnya akan runtuh. Begitu juga dengan rukun iman. Tegaknya syahadah dalam kehidupan individu akan menegakkan ibadah dan cara hidup (amalan) dalam hidup kita. Tegaknya Islam mesti didahului oleh tegaknya rukun Islam; dan tegaknya rukun Islam mesti didahului oleh tegaknya syahadah.

Gelagat umat Islam yang terpengaruh dengan budaya jahiliyah atau cara hidup Barat, memberi gambaran bahawa syahadah tidak cukup memberi pengaruh. Terbukti tidak sedikit dari umat Islam yang masih melakukan perkara-perkara yang dilarang Allah dan meninggalkan perintah-Nya, memberi kesetiaan bukan kepada kaum muslimin, atau tidak mensyukuri sesuatu yang diberikan kepada mereka. Itu adalah contoh dari wujud seseorang yang tidak memahami syahadah yang dibacanya dan tidak mengerti makna yang sebenarnya dari syahadah.

Kalimah لا إله إلا الله Mengandungi dua rukun: Pertama   لا إله (La ilaaha) iaitu penafian segala sesuatu yang disembah dengan sebenarnya selain Allah s.w.t dan kedua  إلا الله  (illallah); penetapan bahawa Allah yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya.

Di zaman Nabi saw., kalangan masyarakat Arab memahami betul makna syahadah ini. Terbukti dalam suatu peristiwa dimana Nabi saw. mengumpulkan para pemimpin Quraisy dari kalangan Bani Hasyim, Nabi saw. bersabda, “Wahai saudara-saudara, mahukah kalian aku beri satu kalimat, dimana dengan kalimat itu kalian akan dapat menguasai seluruh jazirah (semenanjung) Arab?”. Kemudian Abu Jahal menjawab, “Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan kepadaku.” Kemudian Nabi saw. bersabda, “Ucapkanlah laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah.” Abu Jahal pun menjawab, “Kalau itu yang engkau minta, bererti engkau mengumandangkan peperangan dengan semua orang Arab dan bukan Arab.” Penolakan Abu Jahal kepada kalimat ini bukan karena dia tidak faham akan makna dari kalimat itu. Justru sebaliknya. Dia tidak mahu menerima sikap yang mesti tunduk, taat, dan patuh kepada Allah swt. saja Dia sadar betul jika ia bersikap seperti itu, maka semua orang akan tidak tunduk lagi kepadanya. Abu Jahal ingin mendapatkan kesetiaan dari kaum dan bangsanya. Penerimaan syahadah bermakna menerima semua aturan dan segala akibatnya. Penerimaan inilah yang sukar bagi kaum jahiliyah untuk mengamalkan syahadah. Sebenarnya, apabila mereka memahami bahwa ketaatan kepada Allah itu juga akan menambah kekuatan bagi diri mereka. Mereka yang beriman semakin dihormati dan semakin dihargai. Mereka yang memiliki kemampuan dan ilmu akan mendapatkan kedudukan yang sama apabila ia sebagai muslim (Abu Jahal adalah tokoh di kalangan Arab jahiliyah dan ia memiliki banyak potensi, diantaranya ia sebagai Abu Amr (ahli hukum). Setiap individu yang bersyahadah, maka ia menjadi Khalifah Allah di Dunia (khalifatullah fil Ardhi).

Kalimat syahadah mesti difahami dengan benar kerana di dalamnya terdapat makna yang sangat tinggi. Dengan syahadah, kehidupan kita akan dijamin bahagia di dunia ataupun di akhirat. Syahadat sebagai kunci kehidupan dan tiang agama Islam. Oleh kerana itu, marilah kita bersama memahami dua kalimah syahadat ini.


Abu Iemranz
12 Rabiul Akhir 1432