Friday, January 18, 2013

Kitab Riyadhus Shalihin - Sabar



Allah Ta'ala berfirman:

"Hai orang orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu". (Q.S: Ali-lmran: 200).

"Dan sesungguhnya, Kami akan memberikan cubaan kepada mu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah: 155).

Diriwayatkan dari Abu Said,  Saad bin Malik bin Sinan al-Khudri r.a., bahwasanya ada beberapa sahabat dari kaum Ansar meminta kepada Rasulullah s.a.w., maka beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya lagi sehingga habis apa yang beliau miliki, kemudian setelah habis memberikan segala yang ada di tangannya itu, beliau bersabda: Apa saja kebaikan (barangan) yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan ku sembunyikan sehingga tidak kuberikan padamu semua. Barangsiapa yang memelihara kehormatan dirinya, maka Allah akan memeliharanya, dan barangsiapa yang merasa cukup dengan pemberian-Nya, maka Allah akan mencukupi keperluannya, dan barangsiapa yang bersabar dengan apa yang dimilikinya, maka Allah akan memberi kesabaran untuknya. Tiada seorangpun yang dikurnia suatu pemberian yang lebih baik serta lebih lapang melebihi kesabaran. (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu, sesungguhnya semua urusannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mukmin itu belaka. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka hal itu memberi kebaikan baginya. jika dia ditimpa oleh kesukaran dia pun bersabar dan hal itu memberi kebaikan baginya.(Riwayat Muslim).

Diriwayatkan dari Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dahulu ada seorang raja dari golongan umat yang sebelum engkau semua mempunyai seorang ahli sihir. Setelah tukang sihir itu tua, ia berkata kepada rajanya: Sesungguhnya aku ini telah tua, maka bawalah padaku seorang pemuda yang akan aku ajarkan ilmu sihir kepadanya." Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang pemuda untuk diajar ilmu sihir. Ketika pemuda itu didalam perjalanannya, dia berjumpa dengan seorang pendeta. Pemuda itu menghentikan perjalanannya, dan mendengar apa yang disampaikan oleh pendeta tersebut. Apabila sampai di tempat penyihir tersebut, kerana kelewatannya dia telah dipukul. Perkara itu diadukan kepada pendeta, lalu pendeta tersebut berkata: Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah bahawa engkau ditahan oleh keluargamu dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahwa engkau ditahan oleh penyihir itu. Pada suatu hari ketika dia sedang berjalan, dia berjumpa dengan seekor binatang buas berada di tengah jalan dan ia menghalang orang ramai untuk lalu di jalan itu. Pemuda itu berkata: "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah pendeta yang lebih baik?" Iapun mengambil sebiji batu kemudian berkata: "Ya Allah, sekiranya ajaran pendeta itu lebih dicintai di sisiMu daripada ajaran penyihir, maka binasalah binatang buas ini agar manusia boleh meneruskan perjalanan mereka." Dia melemparkan binatang buas itu dengan batu tadi, maka binatang buas tersebut matilah dan manusia boleh meneruskan perjalanan mereka. Lalu dia berjumpa pendeta, dan memberitahukan hal tersebut, pendeta itu berkata: "Wahai anakku, kamu sekarang adalah lebih baik dari aku kerana telah menguasai semua ilmu yang aku ajarkan kepadamu. Sesungguhnya engkau akan terkena cubaan, maka jikalau engkau terkena cubaan itu, janganlah menyebut nama aku." Kemudian pemuda itu dapat menyembuhkan orang buta dan berpenyakit lepra serta berbagai penyakit lain. Perkara itu didengar oleh penasihat raja, yang telah menjadi buta. Dia datang pada pemuda itu dengan membawa banyak hadiah, kemudian berkata: "Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku." Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanya Allah Taala yang dapat menyembuhkannya. Maka jikalau Tuan beriman kepada Allah Taala, saya akan berdoa kepada Allah, semoga Dia menyembuhkan penyakitmu. Maka penasihat raja itu beriman kepada Allah Taala dan Allah menyembuhkan dia. Lalu dia mendatangi raja terus duduk dekatnya sebagaimana biasa. Raja kemudian bertanya: "Siapakah yang mengembalikan penglihatan mu itu?" Maksudnya: Siapakah yang menyembuhkan buta mu itu. Kawannya itu menjawab: "Tuhanku." Raja bertanya: "Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?" Ia menjawab: "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Kawannya itu lalu disiksa oleh raja dan terus-menerus disiksa, sehingga kawannya itu menunjuk kepada pemuda yang menyebabkan kesembuhan nya. Pemuda itu dipanggil mengadap, Raja berkata padanya: "Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit lepra dan engkau dapat melakukan ini dan dapat pula melakukan itu." Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorangpun, hanya Allah Taala yang menyembuhkannya."Pemuda itu pun disiksa terus-menerus sehingga dia menunjuk kepada pendeta yang mengajarnya. Pendeta dipanggil mengadap, kemudian dikatakan kepadanya: "Kembalilah dari agamamu!" Pendeta itu enggan melakukannya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya dua. Kemudian pemuda itu dipanggil dan dikatakan kepadanya: "Kembalilah dari agamamu". Pemuda itu enggan melakukannya. Kemudian pemuda itu diberikan kepada sekelompok sahabatnya lalu berkata: "Pergilah membawa pemuda ini ke gunung itu, naiklah dengannya ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di puncaknya, maka apabila pemuda ini kembali dari agamanya, bolehlah dia dilepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu. Sahabat-sahabatnya itu membawanya, kemudian mendaki gunung, lalu pemuda itu berkata: "Ya Allah, selamatkan aku dari kejahatan mereka dengan kehendak Mu." Kemudian gunung itupun bergoncang dan orang-orang itu jatuh semuanya. Kemudian pemuda itu datang mengadap raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah menyelamatkan aku dari tindakan mereka. Pemuda itu terus diberikan kepada sahabat-sahabatnya dan berkata raja: "Pergilah dengan membawa pemuda ini dalam sebuah tongkang dan berlayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau dia kembali dari agamanya, bolehlah dia dilepaskan tetapi jika tidak maka lemparkan dia ke lautan itu." Mereka pergi membawanya, lalu pemuda itu berkata: "Ya Allah, selamatkan aku dari kejahatan mereka dengan kehendak Mu. Tiba-tiba tongkang itu terbalik, maka mereka semuanya tenggelam. Pemuda itu mengadap raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah menyelamatkan aku dari tindakan mereka. Selanjutnya dia berkata kepada raja: "Sesungguhnya engkau tidak dapat membunuh aku sehingga engkau melakukan apa yang aku perintahkan kepadamu." Raja bertanya: "Apakah itu?" Ia menjawab: "Kumpulkan semua orang di sebuah padang dan salibkan saya di sebatang tiang, kemudian ambillah anak panah ku, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: "Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini," terus lepaskan anak panah itu. Sesungguhnya apabila engkau melakukan semua itu, tentu engkau dapat membunuhku." Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang. Pemuda itu disalibkan pada sebatang tiang, kemudian diambil anak panah dari tempat anak panahnya dan diletakkan anak panah di busurnya, kemudian dia mengucapkan, "Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini." Anak panah dilepaskan dan kena tepat pada pemuda tersebut. Pemuda itu meletakkan tangannya di pelipis nya, kemudian meninggal dunia. Orang-orang yang berkumpul itu berkata: "Kami semua beriman kepada Tuhannya pemuda ini." Raja didatangi dan kepadanya dikatakan: "Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini engkau takutkan? Benar-benar, demi Allah, apa yang engkau takutkan itu telah menjadi kenyataan kerana manusia seluruhnya telah beriman." Raja memerintahkan supaya dibuat parit yang luas di setiap persimpangan jalan dan di setiap parit tersebut dinyalakan dengan api. Ia berkata: "Barangsiapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam parit itu," Maka perintah raja dilaksanakan. Ada seorang wanita yang membawa bayinya. Wanita itu sangat kesian kalau dia dan bayinya dilemparkan kedalam parit yang menyala itu. Bayi itu berkata: "Hai ibuku, bersabarlah kerana sesungguhnya ibu berada didalam kebenaran." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Abdullah, Khabab bin Aratt r.a., katanya: "Kami mengadu kepada Rasulullah s.a.w. dan beliau menggunakan serbannya sebagai bantal dan berada dibawah naungan Ka'abah. Kami berkata: Mengapa Tuan tidak memohonkan pertolongan - kepada Allah - untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuan tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?" Nabi s.a.w lalu bersabda: "Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelummu - zaman Nabi-nabi yang terdahulu -, ada yang ditanam hidup-hidup, ada yang kepalanya digergaji , seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua, ada pula yang disikat dengan sikat yang dibuat dari besi, yang disikat di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan dia dari agamanya -iaitu dia tetap beriman kepada Allah-. Demi Allah, sesungguhnya Allah akan menyempurnakan perkara ini - iaitu Agama Islam, sehingga seseorang yang berkendaraan yang berjalan dari Sanaa ke Hadhramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan kepada Allah, ketakutan kepada-Nya melebihi ketakutan seekor anjing apabila diterkam serigala. Tetapi kamu semua sangat tergesa-gesa." (Riwayat Bukhari)

Dari Anas r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau Allah menghendaki kebaikan pada hambaNya, maka Dia mempercepatkan suatu siksaan - penderitaan - sewaktu di dunia, tetapi jikalau Allah menghendaki keburukan pada hambaNya, maka orang itu dibiarkan saja dengan dosanya, sehingga nanti akan dipenuhkan balasan (siksaannya) hari kiamat"

Dan Nabi s.a.w. bersabda - juga riwayat dari Anas r.a.: "Sesungguhnya, besarnya pahala itu bergantung pada besarnya bala' yang menimpa, dan sesungguhnya Allah itu apabila mencintai sesuatu kaum, maka mereka itu diberi cobaan. Oleh sebab itu barangsiapa yang rela menerima bala' tadi, dia akan memperoleh keridhaan dari Allah dan barangsiapa yang ingkar maka dia memperoleh kemurkaan Allah"
(Diriwayatkan oleh Imam Tarmizi)

(Dipetik dari: shahih Riyadus Solihin Imam Nawawi)