Friday, August 30, 2013

Kisah 3 Orang Bani Israel


Hadis riwayat Abu Hurairah ra., dia berkata: Bahawa ia mendengar Nabi s.a.w bersabda:

“Sungguhnya ada tiga orang Bani Israel, seorang berpenyakit sopak (berkulit belang), seorang berkepala botak dan yang lain matanya buta. Allah ingin menguji mereka, maka Dia mengirim malaikat.

Malaikat ini mendatangi orang yang berkulit belang dan bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Orang itu menjawab: Warna (kulit) yang bagus, kulit yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku. Malaikat tersebut mengusap tubuhnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi warna yang bagus dan kulit yang indah. Malaikat bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu senangi? Orang itu menjawab: Unta. Atau: Ia menjawab: Sapi. (yang merawikan Hadis ini sangsi - apakah unta ataukah lembu.). Lalu dia diberi unta yang hampir melahirkan lalu malaikat berkata: Semoga Allah memberkahinya untukmu.

Kemudian ia mendatangi orang yang botak lalu bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Orang itu berkata: Rambut yang indah dan sembuhnya penyakit yang membuat orang jijik kepadaku. Malaikat mengusapnya, maka penyakitnya sembuh dan ia diberi rambut yang indah. Malaikat bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu senangi? ia menjawab: Sapi. Maka dia diberi sapi bunting lalu malaikat berkata: Semoga Allah memberkahinya untukmu.

Kemudian malaikat mendatangi yang buta, lalu bertanya: Apa yang paling kamu sukai? Si buta menjawab: Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku dapat melihat manusia. Maka Malaikat mengusapnya, sehingga penglihatannya kembali normal. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apa yang paling kamu sukai? Ia menjawab: Kambing. Maka dia diberi kambing yang beranak.

Selanjutnya semua binatang yang diberikan itu beranak-pinak sehingga orang yang berpenyakit belang dapat mempunyai unta satu lembah, yang botak mempunyai sapi satu lembah dan yang asalnya buta memiliki kambing satu lembah.

Pada suatu ketika malaikat kembali mendatangi orang yang berpenyakit belang dalam bentuk dan cara seperti ia dahulu lalu berkata: Aku orang miskin yang telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah menganugerahimu warna yang bagus, kulit yang indah serta harta benda, aku minta seekor unta untuk membantuku dalam perjalanan. Orang itu berkata: Masih banyak sekali hak-hak yang harus kupenuhi. Maka malaikat itu berkata kepadanya: Aku seperti mengenal kamu, bukankah kamu yang dahulu berpenyakit kulit belang yang manusia jijik kepadamu, serta yang dahulu fakir lalu diberi harta oleh Allah? Orang itu berkata: Aku mewarisi harta ini secara turun-temurun. Malaikat berkata: Kalau kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi.

Setelah itu malaikat tadi mendatangi orang yang dahulu botak dalam bentuknya seperti dahulu lalu berkata kepadanya seperti apa yang dikatakannya kepada orang yang berkulit belang, dan orang itu menjawabnya seperti jawaban orang yang belang tadi. Maka malaikat berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti dahulu lagi.

Kemudian sesudah itu malaikat mendatangi orang yang dahulu buta dalam bentuk dan cara seperti dahulu lalu berkata: Aku orang miskin yang mengembara dan telah terputus seluruh sumber rezeki dalam perjalananku, maka pada hari ini tidak ada lagi pengharapan, kecuali kepada Allah dan kamu. Demi Tuhan yang telah memulihkan penglihatanmu, aku minta seekot kambing untuk membantuku dalam perjalanan.

Orang itu berkata: Dahulu aku buta, lalu Allah memulihkan penglihatanku, maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah apa yang tidak kamu inginkan. Demi Allah aku tidak akan membebani kamu untuk mengembalikan sesuatu yang telah kamu ambil untuk Allah. Maka malaikat berkata: Peganglah hartamu itu semua, karena kamu sekalian hanya sekedar diuji, kamu telah diridai Tuhan, sedangkan kedua sahabatmu telah dimurkai Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)
.

Thursday, July 11, 2013

DOA NABI-NABI DI DALAM AL-QURAN



"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan Kamilah yang memeliharanya.” (QS. Al Hijr:9)


Doa Nabi Adam AS (Surah Al A’raaf :23)

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ 

"Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan kalau Engkau tidak mengampunkan kami dan memberi rahmat kepada kami, nescaya menjadilah kami dari orang-orang yang rugi".


Doa Nabi Nuh AS (Surah Hud :41)

وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ 

Dan (ketika itu) berkatalah Nabi Nuh (kepada pengikut-pengikutnya yang beriman): "Naiklah kamu ke bahtera itu sambil berkata: ' Dengan nama Allah bergerak lajunya dan berhentinya '. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."


Doa Nabi Nuh AS (Surah Hud :47)

رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ 

"Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada memohon sesuatu yang aku tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; dan jika Engkau tidak mengampunkan dosaku, dan memberi rahmat kepadaku, nescaya menjadilah aku dari orang-orang yang rugi".


Doa Nabi Hud AS (Surah Hud :56)

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ ۚ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا ۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ ”

Kerana sesungguhnya aku telah berserah diri kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu! Tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus.”


Doa Nabi Ibrahim AS: (Surah Ibrahim :40-41)

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

"Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang yang mendirikan sembahyang dan demikianlah juga zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doa permohonanku. "Wahai Tuhan kami! Berilah ampun bagiku dan bagi kedua ibu bapaku serta bagi orang-orang yang beriman, pada masa berlakunya hitungan amal dan pembalasan"


Doa Nabi Yusuf AS ( Surah Yusuf : 101 )

رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ”

"Wahai Tuhanku! Sesungguhnya Engkau telah mengurniakan daku sebahagian dari kekuasaan pemerintahan dan mengajarku sebahagian dari ilmu tafsiran mimpi. Wahai Tuhan yang menciptakan langit dan bumi Engkau Penguasa dan Pelindungku di dunia dan di akhirat; sempurnakanlah ajalku (ketika mati) dalam keadaan Islam, dan hubungkanlah daku dengan orang-orang yang soleh".


Doa Nabi Ayub AS (Surah Al-Anbiyaa’:83)

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ 

"Sesungguhnya aku ditimpa penyakit, sedang Engkaulah sahaja yang lebih mengasihani daripada segala (yang lain) yang mengasihani".


Doa Nabi Yunus AS (Surah Al-Anbiya’:87)

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ 

"Sesungguhnya tiada Tuhan (yang dapat menolong) melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri".


Doa Nabi Musa AS ( Surah Taha : 25 -27 )

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

"Wahai Tuhanku, lapangkanlah bagiku, dadaku;  Dan mudahkanlah bagiku, tugasku;  Dan lepaskanlah simpulan dari lidahku,


Doa Nabi Sulaiman AS ( Surah,An-Naml : 19 )

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ 

Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatMu yang Engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai; dan masukkanlah daku - dengan limpah rahmatMu - dalam kumpulan hamba-hambaMu yang soleh".


Doa Nabi Zakaria AS ( Surah Maryam : 4-6 )

رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Wahai Tuhanku! Sesungguhnya telah lemahlah tulang -tulangku, dan telah putih melepaklah uban kepalaku; dan aku - wahai Tuhanku - tidak pernah merasa hampa dengan doa permohonanku kepadaMu. Dan sesungguhnya aku merasa bimbang akan kecuaian kaum kerabatku menyempurnakan tugas-tugas agama sepeninggalanku; dan isteriku pula adalah seorang yang mandul; oleh itu, kurniakanlah daku dari sisiMu seorang anak lelaki. Yang layak mewarisi daku, juga mewarisi keluarga Nabi Yaakub; dan jadikanlah dia - wahai Tuhanku seorang yang diredhai serta disukai".


Doa Nabi Isa AS ( Surah al-Maidah : 114 )

اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ ۖ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Ya Allah, Tuhan kami! Turunkanlah kiranya kepada kami satu hidangan dari langit, untuk menjadi hari raya bagi kami, iaitu bagi kami yang ada hari ini dan bagi orang-orang kami yang datang kemudian, dan sebagai satu tanda (mukjizat) daripadamu (yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaanMu); dan kurniakanlah rezeki kepada kami, kerana Engkau jualah sebaik-baik Pemberi rezeki".


Doa Nabi Muhammad SAW ( Surah al-Baqarah : 286 )

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

"Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami lupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan maafkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir".


Friday, January 18, 2013

Kitab Riyadhus Shalihin - Sabar



Allah Ta'ala berfirman:

"Hai orang orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu". (Q.S: Ali-lmran: 200).

"Dan sesungguhnya, Kami akan memberikan cubaan kepada mu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar". (Q.S. Al-Baqarah: 155).

Diriwayatkan dari Abu Said,  Saad bin Malik bin Sinan al-Khudri r.a., bahwasanya ada beberapa sahabat dari kaum Ansar meminta kepada Rasulullah s.a.w., maka beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya lagi sehingga habis apa yang beliau miliki, kemudian setelah habis memberikan segala yang ada di tangannya itu, beliau bersabda: Apa saja kebaikan (barangan) yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan ku sembunyikan sehingga tidak kuberikan padamu semua. Barangsiapa yang memelihara kehormatan dirinya, maka Allah akan memeliharanya, dan barangsiapa yang merasa cukup dengan pemberian-Nya, maka Allah akan mencukupi keperluannya, dan barangsiapa yang bersabar dengan apa yang dimilikinya, maka Allah akan memberi kesabaran untuknya. Tiada seorangpun yang dikurnia suatu pemberian yang lebih baik serta lebih lapang melebihi kesabaran. (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu, sesungguhnya semua urusannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mukmin itu belaka. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka hal itu memberi kebaikan baginya. jika dia ditimpa oleh kesukaran dia pun bersabar dan hal itu memberi kebaikan baginya.(Riwayat Muslim).

Diriwayatkan dari Shuhaib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dahulu ada seorang raja dari golongan umat yang sebelum engkau semua mempunyai seorang ahli sihir. Setelah tukang sihir itu tua, ia berkata kepada rajanya: Sesungguhnya aku ini telah tua, maka bawalah padaku seorang pemuda yang akan aku ajarkan ilmu sihir kepadanya." Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang pemuda untuk diajar ilmu sihir. Ketika pemuda itu didalam perjalanannya, dia berjumpa dengan seorang pendeta. Pemuda itu menghentikan perjalanannya, dan mendengar apa yang disampaikan oleh pendeta tersebut. Apabila sampai di tempat penyihir tersebut, kerana kelewatannya dia telah dipukul. Perkara itu diadukan kepada pendeta, lalu pendeta tersebut berkata: Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah bahawa engkau ditahan oleh keluargamu dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahwa engkau ditahan oleh penyihir itu. Pada suatu hari ketika dia sedang berjalan, dia berjumpa dengan seekor binatang buas berada di tengah jalan dan ia menghalang orang ramai untuk lalu di jalan itu. Pemuda itu berkata: "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah pendeta yang lebih baik?" Iapun mengambil sebiji batu kemudian berkata: "Ya Allah, sekiranya ajaran pendeta itu lebih dicintai di sisiMu daripada ajaran penyihir, maka binasalah binatang buas ini agar manusia boleh meneruskan perjalanan mereka." Dia melemparkan binatang buas itu dengan batu tadi, maka binatang buas tersebut matilah dan manusia boleh meneruskan perjalanan mereka. Lalu dia berjumpa pendeta, dan memberitahukan hal tersebut, pendeta itu berkata: "Wahai anakku, kamu sekarang adalah lebih baik dari aku kerana telah menguasai semua ilmu yang aku ajarkan kepadamu. Sesungguhnya engkau akan terkena cubaan, maka jikalau engkau terkena cubaan itu, janganlah menyebut nama aku." Kemudian pemuda itu dapat menyembuhkan orang buta dan berpenyakit lepra serta berbagai penyakit lain. Perkara itu didengar oleh penasihat raja, yang telah menjadi buta. Dia datang pada pemuda itu dengan membawa banyak hadiah, kemudian berkata: "Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku." Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanya Allah Taala yang dapat menyembuhkannya. Maka jikalau Tuan beriman kepada Allah Taala, saya akan berdoa kepada Allah, semoga Dia menyembuhkan penyakitmu. Maka penasihat raja itu beriman kepada Allah Taala dan Allah menyembuhkan dia. Lalu dia mendatangi raja terus duduk dekatnya sebagaimana biasa. Raja kemudian bertanya: "Siapakah yang mengembalikan penglihatan mu itu?" Maksudnya: Siapakah yang menyembuhkan buta mu itu. Kawannya itu menjawab: "Tuhanku." Raja bertanya: "Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?" Ia menjawab: "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Kawannya itu lalu disiksa oleh raja dan terus-menerus disiksa, sehingga kawannya itu menunjuk kepada pemuda yang menyebabkan kesembuhan nya. Pemuda itu dipanggil mengadap, Raja berkata padanya: "Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit lepra dan engkau dapat melakukan ini dan dapat pula melakukan itu." Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorangpun, hanya Allah Taala yang menyembuhkannya."Pemuda itu pun disiksa terus-menerus sehingga dia menunjuk kepada pendeta yang mengajarnya. Pendeta dipanggil mengadap, kemudian dikatakan kepadanya: "Kembalilah dari agamamu!" Pendeta itu enggan melakukannya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya dua. Kemudian pemuda itu dipanggil dan dikatakan kepadanya: "Kembalilah dari agamamu". Pemuda itu enggan melakukannya. Kemudian pemuda itu diberikan kepada sekelompok sahabatnya lalu berkata: "Pergilah membawa pemuda ini ke gunung itu, naiklah dengannya ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di puncaknya, maka apabila pemuda ini kembali dari agamanya, bolehlah dia dilepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu. Sahabat-sahabatnya itu membawanya, kemudian mendaki gunung, lalu pemuda itu berkata: "Ya Allah, selamatkan aku dari kejahatan mereka dengan kehendak Mu." Kemudian gunung itupun bergoncang dan orang-orang itu jatuh semuanya. Kemudian pemuda itu datang mengadap raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah menyelamatkan aku dari tindakan mereka. Pemuda itu terus diberikan kepada sahabat-sahabatnya dan berkata raja: "Pergilah dengan membawa pemuda ini dalam sebuah tongkang dan berlayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau dia kembali dari agamanya, bolehlah dia dilepaskan tetapi jika tidak maka lemparkan dia ke lautan itu." Mereka pergi membawanya, lalu pemuda itu berkata: "Ya Allah, selamatkan aku dari kejahatan mereka dengan kehendak Mu. Tiba-tiba tongkang itu terbalik, maka mereka semuanya tenggelam. Pemuda itu mengadap raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah menyelamatkan aku dari tindakan mereka. Selanjutnya dia berkata kepada raja: "Sesungguhnya engkau tidak dapat membunuh aku sehingga engkau melakukan apa yang aku perintahkan kepadamu." Raja bertanya: "Apakah itu?" Ia menjawab: "Kumpulkan semua orang di sebuah padang dan salibkan saya di sebatang tiang, kemudian ambillah anak panah ku, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: "Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini," terus lepaskan anak panah itu. Sesungguhnya apabila engkau melakukan semua itu, tentu engkau dapat membunuhku." Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang. Pemuda itu disalibkan pada sebatang tiang, kemudian diambil anak panah dari tempat anak panahnya dan diletakkan anak panah di busurnya, kemudian dia mengucapkan, "Dengan nama Allah, Tuhan pemuda ini." Anak panah dilepaskan dan kena tepat pada pemuda tersebut. Pemuda itu meletakkan tangannya di pelipis nya, kemudian meninggal dunia. Orang-orang yang berkumpul itu berkata: "Kami semua beriman kepada Tuhannya pemuda ini." Raja didatangi dan kepadanya dikatakan: "Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini engkau takutkan? Benar-benar, demi Allah, apa yang engkau takutkan itu telah menjadi kenyataan kerana manusia seluruhnya telah beriman." Raja memerintahkan supaya dibuat parit yang luas di setiap persimpangan jalan dan di setiap parit tersebut dinyalakan dengan api. Ia berkata: "Barangsiapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam parit itu," Maka perintah raja dilaksanakan. Ada seorang wanita yang membawa bayinya. Wanita itu sangat kesian kalau dia dan bayinya dilemparkan kedalam parit yang menyala itu. Bayi itu berkata: "Hai ibuku, bersabarlah kerana sesungguhnya ibu berada didalam kebenaran." (Riwayat Muslim)

Dari Abu Abdullah, Khabab bin Aratt r.a., katanya: "Kami mengadu kepada Rasulullah s.a.w. dan beliau menggunakan serbannya sebagai bantal dan berada dibawah naungan Ka'abah. Kami berkata: Mengapa Tuan tidak memohonkan pertolongan - kepada Allah - untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuan tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?" Nabi s.a.w lalu bersabda: "Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelummu - zaman Nabi-nabi yang terdahulu -, ada yang ditanam hidup-hidup, ada yang kepalanya digergaji , seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua, ada pula yang disikat dengan sikat yang dibuat dari besi, yang disikat di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan dia dari agamanya -iaitu dia tetap beriman kepada Allah-. Demi Allah, sesungguhnya Allah akan menyempurnakan perkara ini - iaitu Agama Islam, sehingga seseorang yang berkendaraan yang berjalan dari Sanaa ke Hadhramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan kepada Allah, ketakutan kepada-Nya melebihi ketakutan seekor anjing apabila diterkam serigala. Tetapi kamu semua sangat tergesa-gesa." (Riwayat Bukhari)

Dari Anas r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau Allah menghendaki kebaikan pada hambaNya, maka Dia mempercepatkan suatu siksaan - penderitaan - sewaktu di dunia, tetapi jikalau Allah menghendaki keburukan pada hambaNya, maka orang itu dibiarkan saja dengan dosanya, sehingga nanti akan dipenuhkan balasan (siksaannya) hari kiamat"

Dan Nabi s.a.w. bersabda - juga riwayat dari Anas r.a.: "Sesungguhnya, besarnya pahala itu bergantung pada besarnya bala' yang menimpa, dan sesungguhnya Allah itu apabila mencintai sesuatu kaum, maka mereka itu diberi cobaan. Oleh sebab itu barangsiapa yang rela menerima bala' tadi, dia akan memperoleh keridhaan dari Allah dan barangsiapa yang ingkar maka dia memperoleh kemurkaan Allah"
(Diriwayatkan oleh Imam Tarmizi)

(Dipetik dari: shahih Riyadus Solihin Imam Nawawi)